Sebelum kita melangkah lebih jauh tentang jenis dan fungsi daripada
bangunan-bangunan irigasi, tidak ada salahnya kita mengenal dan
mengetahui terlebih dahulu beberapa nama-nama bangunan yang biasa
terdapat di sepanjang saluran, baik itu dari saluran induk sampai
saluran sekunder. Yang jelas sepanjang saluran irigasi mulai dari hulu (
bangunan bendung/free intake ) sampai pengambilan terakhir (biasanya
terdapat bangunan sadap akhir).
FOTO KEGIATAN INVENTORY BANGUNAN SADAP AKHIR & TERJUN
Secara garis besarnya saya akan memberikan sedikit contoh untuk
tahapan-tahapan sebuah Pekerjaan Perencanaan Irigasi. Jadi cuma saya
ambil garis besarnya saja, karena kalau secara mendetail, nanti justru
kelihatan berbelit-belit. Karena semua itu sudah tercantum dalam Surat
Kontrak antara Konsultan dan Dinas Pengairan. ( dari tahapan mencari
data,investigasi,data curah hujan dll s/d menyajikan sebuah Produk Album
Gambar beserta RAB dan sepekteknya.)
Jadi untuk Pekerjaan
Perencanaan Irigasi ini memang sangat banyak sekali tahapan-tahapan dan
laporan-laporan yang harus di kumpulkan selain album gambar.
FOTO KEGIATAN INVENTORY BANGUNAN TEMPAT MANDI HEWAN
Untuk jenis-jenis bangunan irigasi memang banyak sekali, untuk itu
saya ambil saja jenis-jenis bangunan yang biasa dan sering terdapat di
sepanjang saluran irigasi. (dari bangunan bendung sampai bangunan
akhir).
Didalam Proyek Perencanaan, jenis-jenis bangunan yang
terdapat di sepanjang saluran irigasi tersebut biasanya dituangkan atau
di gambar secara pisah. Biasa disebut GAMBAR SKEMA BANGUNAN IRIGASI.
Didalam gambar skema bangunan irigasi ini, dituliskan urutan bangunan
tersebut dari mulai bendung sampai bangunan akhir. Dengan dituliskan
jarak (Hm) dan Nomenklatur bangunan tersebut.
Perlu diketahui, untuk pembuatan Gambar SKEMA BANGUNAN IRIGASI ini, data
bangunan dihasilkan dari kegiatan Inventory bangunan dilokasi lapangan.
Dan untuk jarak (Hm) ditentukan dari kegiatan survey pengukuran,
sehingga ditemukan jarak per tiap bangunan dari mulai bangunan
bendung/free intake (Hm.0+00) sampai bangunan akhir.
Sebelum menentukan nama-nama bangunan irigasi, terlebih dahulu kita
harus mengetahui dan membedakan beberapa jenis saluran yang biasa
terdapat di sepanjang saluran irigasi.
1.
SALURAN UTAMA (SALURAN INDUK)/SALURAN PRIMER
Yaitu saluran yang dimulai dari hulu saluran (hilir intake bendung) sampai bangunan Bagi.
Biasanya disepanjang saluran induk ini terdapat beberapa bangunan pelengkap,antara lain :
- Alat Ukur
- Kantong Lumpur
- Penguras dan Pelimpah
- Gorong-gorong
- Jembatan
- Pembuang Masuk (Affour)
- Dan yang terakhir tentunya bangunan Bagi ataupun Bangunan Bagi Sadap
2. SALURAN SEKUNDER
Yaitu
saluran yang dimulai
dari bangunan Bagi ataupun bangunan Bagi Sadap sampai akhir saluran
(saluran pertemuan), biasanya diakhir saluran ini terdapat bangunan
Sadap Akhir. Yang mempunyai fungsi untuk membagi air ke beberapa saluran
tersier. Bisa dengan bangunan Bok pembagian dengan metode Skot balk.
Biasanya
disepanjang saluran sekunder ini banyak sekali ditemui beberapa
bangunan utama dan bangunan pelengkap. Antara lain sebagai berikut :
- Bangunan Sadap
- Bangunan Corongan
- Bangunan Affour (pembuang masuk)
- Bangunan Plat Layan
- Bangunan Terjun
- Bangunan Gorong-gorong
- Bangunan Suplesi
- Bangunan Shipon
- Bangunan Penguras & Pelimpah
- Bangunan Got Miring
- Bangunan Talang
- Bangunan Cross Drain
- Bangunan Talang Pembuang
- Bangunan Pelimpah
3. SALURAN TERSIER
Yaitu saluran yang dimulai dari bangunan Sadap sampai saluran terakhir pengambilan (Bangunan Bok Tersier).
Di
sepanjang saluran tersier ini bangunannya tidak banyak,biasanya hanya
berupa Box Pertemuan antara saluran tersier kanan, kiri dan tengah. Dan
untuk bangunan Box Tersier yang paling akhir biasanya hanya untuk
menyuplai air ke sawah ( kanan dan kiri ) dan untuk arah yang tengah
biasanya untuk saluran pembuangan.
Dengan keterangan
diatas, maka dapat disimpulkan bangunan-bangunan apa saja yang biasa
terdapat di sepanjang saluran irigasi, dari mulai bangunan bendung
sampai bangunan sadap akhir.
Bangunan-bangunan tersebut adalah antara lain :
1.
Bangunan Bendung / Free Intake (Pengambilan Bebas)
Bangunan
pertama yang kita jumpai pada suatu daerah irigasi/pengairan yang
biasanya dalam bentuk bendung permanen yang lengkap ataupun hanya sebuah
bendung yang berupa bangunan Alur Pengarah Air atau biasa di sebut Free
Intake.
Sebuah bangunan bendung tentunya mempunyai yang sangat
dominan, baik itu bangunan bendung yang sifatnya sudah permanen ataupun
masih berupa bangunan free intake.
Sebuah bangunan bendung yang
dibangun apapun itu bentuknya, mempunyai fungsi dan tujuan untuk
menampung aliran air sungai baik itu dengan drempel ataupun mercu
bendung, kemudian mengarahkan aliran air tersebut ke pintu intake
bendung. Dan untuk mengatur besarnya debit air yang sesuai dengan
kebutuhan,biasanya dibuatkan/dipasang Pintu Sorong Baja dengan
dilengkapi Plat Banjir Skerm. Dan dibagian tubuh mercu di lengkapi
dengan penguras, agar disaat musim banjir air sungai tidak meluap.
Ini
hanya gambaran secara global saja, karena untuk teorinya semua
penempatan pintu intake,lebar penguras, tinggi mercu, lebar bendung,
tinggi jagaan yang di ijinkan dan ukuran b,h pintu sorong baja tentunya
harus melalui perhitungan tersendiri (hidrolika).
2.
Bangunan Alat Ukur.
Bangunan alat ukur baik itu alat
ukut Ambang Lebar ataupun alat ukur Cipollety, mempunyai fungsi yang
sama yaitu untuk mengatur debit air yang keluar dari intake bendung.
Bangunan alat ukur yang dilengkapi dengan peil schal biasanya jaraknya
tidak lebih dari 100 meter dari intake bendung. Ada yang berjarak 25
meter ataupun 50 meter. Dengan adanya bangunan ukur tersebut, diharapkan
debit air normal ataupun di saat banjir bisa tercatat dan terkontrol
secara berkala dan aliran air tetap terjaga secara kontinyu.
3.
Bangunan Penguras.
Bangunan penguras ini diperlukan
untuk mengurangi luapan air yang mengalir karena begitu banyaknya debit
air yang tertampung. Biasanya itu terjadi pada saat musim penghujan. Dan
fungsi utama dari bangunan penguras ini tentunya berfungsi untuk
menguras air pada saat ada pekerjaan perbaikan bangunan ataupun saluran.
Biasanya bangunan ini dilengkapi dengan pintu sorong baja dan kantong
lumpur, agar tidak kesulitan pada saat mau menguras ataupun membuang
air.
Penempatan bangunan ini biasanya menjadi satu dengan bangunan
pelimpah, dan letak bangunan ini juga tidak asal-asalan. Karena harus
tepat dibagian mana saluran itu sering meluap ataupun deket dengan
bangunan pembuang masuk/affour. Seringnya saluran meluap karena di
sepanjang saluran tersebut banyak sekali affour-affour atau pembuang
masuk yang sifatnya masih alami,berupa tanah. Apalagi saluran irigasi
yang letaknya di perbukitan, tentu sangat banyak pembuang masuk yang
berasal dari dataran tinggi.
Nah di lokasi pertemuan antara
saluran pembuang masuk dan saluran irigasi inilah, nantinya kita bisa
buat desain bangunan Affour di lengkapi dengan bangunan pelimpah dan
penguras, sehingga berbentuk seperti bok pertemuan. Tapi untuk membangun
semua itu tentunya menyesuaikan dengan anggaran yang ada dan kebutuhan.
Karena setiap lokasi tentunya berbeda-beda bentuknya.
4.
Bangunan Pelimpah
Bangunan Pelimpah ini fungsinya
hampir sama dengan bangunan penguras. Cuma kalau bangunan pelimpah hanya
mempunyai satu fungsi atau diperlukan untuk mengurangi debit air yang
berlebihan. Sehingga apabila kondisi air saat itu sedang meluap,
tentunya secara otomatis air akan dengan sendirinya melimpas melewati
drempel pelimpah.
Penempatan bangunan pelimpah ini biasanya di tempat yang banyak saluran pembuangnya (affour).
5.
Bangunan Bagi
Bangunan
ini letaknya diakhir saluran primer ataupun saluran sekunder. Jika
penempatannya di saluran primer, berarti bangunan tersebut dinamakan
bangunan Bagi, yang artinya sebuah bangunan yang fungsinya untuk membagi
ke beberapa saluran. Bisa ke saluran primer lagi ataupun bisa ke
saluran sekunder. Disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Intinya
bangunan bagi adalah bangunan yang biasanya berupa box pembagian ke
saluran sekunder.
6.
Bangunan Bagi Sadap
Bangunan ini letaknya di
sepanjang saluran sekunder. Bangunan Bagi Sadap ini mempunyai fungsi
untuk membagi beberapa saluran sekunder yang mempunyai dua atau tiga
cabang arah saluran sekunder.
Dengan bangunan bagi sadap ini,
aliran air dan debit air dari saluran primer bisa di bagi dengan rata
atau menyesuaikan kebutuhan debit masing-masing saluran sekunder yang
bercabang tersebut.Untuk membagi debit air tersebut bangunan sadap bagi
dipasang mistar ukur atau peil schal pada tiap pintu masuk ke saluran
sekunder tersebut.
7.
Bangunan Talang
Bangunan
talang diperlukan apabila saluran irigasi tersebut melewati saluran
pembuang, sungai, atau kondisi tanah yang tidak memungkinkan aliran air
itu tidak dapat mengalir. Bangunan talang ini biasanya terdapat pada
saluran irigasi yang berada di pegunungan atau perbukitan.
Bentuk
dan macamnya banyak sekali, tergantung lokasi daerah masing-masing. Ada
yang berupa talang dari pipa, bambu, plat sampai dengan bentuk talang
beton. Semua itu tergantung dari kebutuhan dan anggaran yang tersedia.
8.
Bangunan Cross Drain
Bangunan ini letaknya berada di
bawah saluran irigasi. Bangunan cross drain ini di bangun dengan tujuan
untuk menghindarkan kebocoran-kebocoran dari saluran irigasi. Biasanya
saluran yang berada dibawah saluran irigasi ini bentuknya masih berupa
saluran tanah, sehingga dikhawatirkan akan menggerus dan merusak saluran
irigasi yang berada diatasnya.
9.
Bangunan Gorong-gorong
Bangunan
ini biasanya paling banyak terdapat di daerah permukiman, karena di
tempat inilah banyak sekali jalan-jalan penghubung. Baik itu jalan raya,
jalan tanah ataupun gang-gang. Terkadang dengan adanya trace saluran
pembawa yang panjang, tidak menutup kemungkinan saluran irigasi tersebut
melewati daerah permukiman. Dengan adanya bangunan gorong-gorong,
diharapkan aliran dari saluran irigasi dapat berjalan dengan lancar
tanpa mengganggu aktivitas masyarakat dan lalu lintas yang ada.
10.
Bangunan Sadap.
Bangunan sadap dibangun dengan
tujuan agar kebutuhan para petani mengenai air ke persawahan dapat
teratasi. Untuk areal persawahan yang agak jauh dari saluran irigasi
biasanya dibuatkan trace saluran pembawa tersier baru untuk mencapai
areal persawahan tersebut. Untuk membangun bangunan sadap, tentunya
harus dilihat dulu berapa luas areal persawahan yang akan di airi. Kalau
ternyata luasnya kurang dari 5 hektar, tentunya cukup dibuatkan
bangunan corongan saja. Sehingga biaya pembuatannya juga hemat.
Kalau
memang itu harus dibuatkan bangunan sadap, untuk trace saluran pembawa
bisa swadaya dari para petani atau masyarakat dengan cara kerja bakti
secara gotong-royong.
11.
Bangunan Corongan
Bangunan
ini biasanya bentuknya masih sederhana yaitu dengan menggunakan pipa
pralon ataupun bambu, karena posisi letak areal persawahannya berdekatan
atau sejajar dengan saluran irigasi. Untuk bentuk yang sederhana ini
sebenarnya suatu pemborosan debit air, karena secara tidak langsung air
akan terus mengalir ke areal persawahan. Untuk mengatasi kondisi
tersebut, dapat dibuatkan bangunan corongan yang permanen, yaitu dengan
sistem skot balk yang dipasangi dengan pintu angkat. Sehingga air yang
keluar dapat terkontrol dan sesuai dengan kebutuhan debit airnya.
Ok sobat, saya kira ini dulu ya penjelasan tentang jenis dan fungsi
bangunan irigasi, nanti di lain waktu akan saya posting beberapa contoh
gambar desain bangunan yang sudah saya buat selama mengerjakan Proyek
Perencanaan Irigasi dengan menggunakan program Autocad release 2010.
Dan sobat juga bisa download kok filenya dalam format zip, jadi sobat bisa langsung membuka gambar di autocadnya langsung.
Di bawah ini beberapa contoh Gambar Desain Bangunan Air yang sudah saya kerjakan di beberapa Proyek Pengairan.
GAMBAR DESAIN BANGUNAN TERJUN & AFFOUR
NB : Bagi teman-teman yang kebetulan lagi membutuhkan Berbagai macam Contoh Gambar Desain Bangunan Irigasi dalam bentuk File DWG Autocad Release 2010 semua sudah saya simpan di www.tokofile.com ( semua asli original hasil karya saya sendiri saat mengerjakan beberapa proyek Perencanaan Irigasi ).
A. GAMBAR DESAIN BANGUNAN :
1. Desain Bangunan Bendung dan Free Intake (Pengambilan Bebas)
2. Kumpulan Desain bangunan Sadap
3. Kumpulan Desain bangunan Groundsill lapisan batu bronjong
4. Gambar Standar Pintu Air (pintu angkat & pintu sorong baja)
5. Gambar Desain Bangunan Krib Bronjong
6. Gambar Desain bangunan Affour (pembuang masuk)
7. Desain bangunan talang beton (pakai tiang foot plat)
8. Standar Pintu Katrol untuk bangunan bendungan
9. Kumpulan desain gambar Bendung
B. PERHITUNGAN HIDROLIKA :
1. Bangunan Kantong Lumpur
2. Stabilitas bangunan Bendung
3. Stabilitas Talud Penahan Tanah (abutment, pondasi talud)
4. Stabilitas dinding penahan tanah (pasangan batu bronjong)
5. Perhitungan bukaan pintu intake bendung & alat ukur
6. Perhitungan hidraulis groundsil dengan konstruksi batu bronjong
Terimakasih atas kunjungannya, semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca semua.